Senin, 24 Agustus 2020

Mendiagnosis Kerusakan Sistem Pengisian

 Pemeriksaan dan Pengetesan Sistem Pengisian

Sistem pengisian memerlukan pemeriksaan dan pemeliharaan secara rutin. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan secara visual, pemeriksaan elektrik yang meliputi pengujian output alternator, pengujian penurunan tegangan pada rangkaian sistem pengisian, pengetesan regulator (untuk tipe bukan IC), pengujian penurunan tegangan (voltage drop test) rangkaian pengisian, dan alternator bench test. 

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pengetesan adalah sebagai berikut:
1. Yakinkan bahwa kabel baterai terpasang pada terminal-terminal yang benar.
2. Lepaskan kabel baterai jika baterai sedang diisi cepat dengan melepas kabel negatif terlebih dahulu.
3. Hindari mengoperasikan alternator saat kabel baterai terlepas.
4. Ikuti petunjuk pengujian sesuai dengan yang sudah ditentukan saat melakukan pengujian terminal F regulator (tipe IC) saat di bypass. Putaran tinggi dapat menyebabkan kelebihan output yang dapat menyebabkan kerusakan komponen.
5. Hindari menghubungkan terminal B alternator ke massa meskipun mesin dalam keadaan mati karena tegangan selalu ada (berasal dari baterai) pada terminal tersebut.  

A. Pemeriksaan dan Pengetesan Sistem Pengisian:
1.  Pemeriksaan Visual  
Pemeriksaan visual merupakan pemeriksaan pertama yang harus dilakukan pada sistem pengisian. Beberapa persoalan yang dapat menurunkan kemampuan kerja sistem pengisian dapat diidentifikasi dan diperbaiki. Pengecekan visual yang dapat dilakukan adalah :
1). Pengecekan baterai dengan melihat ketinggian air baterai (jangan kurang dari batas bawah), pemeriksaan berat jenis air baterai (antara 1,25 sampai 1,27) pada 26,7 0C, dan pemeriksaan terminal baterai dan kabel baterai yang harus bebas dari karat dan hubungan kabel yang kendor.
Gambar Pemeriksaan baterai dan terminalnya  

2). Pemeriksaan sekering dan fusible link
Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan kontinyuitas (hubungan) sekering engine, sekering pengisian, dan sekering pengapian. Pengecekan kontinyuitas juga dilakukan pada fusible link.
Gambar Pemeriksaan sekering dan fusible link

3). Pemeriksaan tali kipas dari retak -retak, dan kondisi fisik lainnya yang kurang baik, posisi tali kipas pada pulinya, dan ganti jika diperlukan. Cek ketegangan tali kipas dengan alat ukur kekencangan tali kipas.

Gambar Pemeriksaan tali kipas

4). Periksa alternator, hubungan terminal-terminalnya dan kabel-kabelnya  

Ganti kabel jika diperlukan dan kencangkan terminal -terminal yang kendor. Periksa alternator dari bunyi-bunyi yang tidak normal yang mengindikasi kan kerusakan pada bantalan (bearing), tali kipas.

Gambar Periksa alternator  

5). Periksa rangkaian Lampu Pengisian 

Pada keadaan mesin mati dan semua asesoris dalam keadaan tidak aktif, nyalakan kunci kontak. Lampu pengisian harus menyala. Saat mesin hidup, lampu pengisian harus padam. Apabila lampu pengisian tidak bekerja sesuai dengan ketentuan di atas, periksa lampu pengisian dan rangkaian lampu pengisian.

Gambar: Lampu Pengisian


2. Pengetesan Output Alternator

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan alternator untuk menghasilkan tegangan dan arus sesuai dengan ketentuan. Pengujian ini dilakukan pada sistem pengisian yang mengalami kelebihan output (overcharge) maupun yang mengalami output rendah (undercharge). Output sistem pengisian harus memenuhi spesifikasi alternator tersebut. Jika hasil pengujian menunjukkan tidak sesuai dengan
spesifikasi, alternator atau regulator perlu diperiksa atau diganti.

Alat khusus dapat digunakan, atau dapat juga menggunakan alat ukur tegangan dan arus yang terpisah. Ikuti petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik saat menggunakan alat ukur tersebut.


3. Pengujian penurunan tegangan ( voltage drop test)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tahanan yang berlebihan pada rangkaian sistem pengisian. Pengujian ini dapat menentukan penurunan tegangan pada rangkaian otuput sistem pengisian. Pengujian dilakukan pada bagian massa dan bagian positif sistem. Penurunan tegangan yang berlebihan yang disebabkan oleh tahanan yang terlalu tinggi akan menurunkan arus pengisian. Pada kondisi beban
listrik yang berat, baterai akan mengeluarkan arus yang seharusnya dipenuhi oleh sistem pengisian. Berikut dijelaskan langkah-langkah pengujiannya dengan menggunakan volt meter.


3.1. Pengujian pada bagian positif sistem (insulated side)
Gambar 3. Pengujian pada bagian positif sistem pengisian  

a. Pasang kaki positif tester terminal B alternator dan kaki negatif tester ke terminal positif baterai.
b. Hidupkan mesin dan set pada putaran sekitar 2000 rpm.
c. Baca penunjukkan volt meter. Penurunan tegangan tidak boleh lebih dari 0,2 V.
Jika lebih dari harga tersebut, cari jaringan yang mungkin bermasalah yang dapat menyebabkan tahanan yang tinggi dan betulkan. Lakukan pengujian ulang.
  

3.2. Pengujian pada bagian negatif sistem (ground side)  
Gambar 4. Pengujian pada bagian negatif sistem pengisian  

a. Pasang kaki negatif tester bodi altern ator dan kaki positif tester ke terminal negatif baterai.
b. Hidupkan mesin dan set pada putaran sekitar 2000 rpm
c. Baca penunjukkan volt meter. Penurunan tegangan tidak boleh lebih dari 0,2 V.
Jika lebih dari harga tersebut, cari jaringan yang mungkin bermasalah yang dapat menyebabkan tahanan yang tinggi dan betulkan. Tahanan yang berlebihan umumnya disebabkan oleh hubungan kabel yang kendor atau berkarat.
  

4. Pengetesan Komponen Alternator ( Alternator Bench Test)  

Pengetesan ini secara rinci dijelaskan pada bagian gangguan dan perbaikan pada sistem pengisian yang tercakup dalam pembongkaran, pengukuran, dan pemasangkan kembali alternator. 


B. Gangguan dan Perbaikan pada Sistem Pengisian

Gangguan dan perbaikan sistem pengisian di modul ini dibagi menjadi dalam tiga bagian, yaitu gangguan dan perbaikan pada sistem pengisian konvensional, sistem pengisian dengan regulator IC, dan sistem pengisian dengan alternator tanpa sikat. 
 
1.  Gangguan dan Perbaikan pada Sistem Pengisian Konvensional 

a.  Trouble Shooting pada Sistem Pengisian Konvensional
Beberapa gangguan yang sering terjadi pada sistem pengisian konvensional adalah sebagai berikut:

1) Lampu pengisian tidak menyala saat kunci kontak ON 
Apabila lampu tidak menyala pada saat kunci kontak ON, maka beberapa langkah yang perlu dilakukan adalah seperti yang dijelaskan pada diagram alir berikut. 

Gambar 5. Pemeriksaan lampu pengisian tidak menyala saat kunci kontak ON  


2)  Lampu pengisian tidak mati setelah mesin hidup  
Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah seperti yang dijelaskan pada diagram alir berikut :

Gambar 6. Pemeriksaan lampu pengisian tidak mati setelah mesin hidup
 

 3)  Lampu pengisian menyala redup saat mesin hidup
Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah seperti yang dijelaskan pada diagram alir berikut:  
Gambar 7. Pemeriksaan lampu pengisian menyala redup saat mesin hidup

4) Lampu kadang-kadang menyala saat mesin hidup
Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah seperti yang di jelaskan pada diagram alir berikut:
 
Gambar 8. Pemeriksaan lampu kadang-kadang menyala saat mesin hidup 

5) Baterai lemah atau kosong 
Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah seperti yang dijelaskan pada diagram alir berikut. 
  
Gambar 9. Pemeriksaan baterai lemah atau kosong  
 

6)  Pemeriksaan pada Kendaraan

Read more